MORALITAS vs KETAATAN?



Gambar terlampir seolah mempertentangkan antara moralitas dan ketaatan. Benarkah keduanya bertentangan?

Moralitas menurut St. Thomas Aquinas adalah suatu penalaran yang mengarahkan kehendak. Aristoteles membedakan kebajikan moral dalam 12 kelompok yaitu keberanian, pengendalian diri, kedermawanan, keagungan, keluhuran budi, ambisi, kelembutan hati, kejujuran, sukacita, rasa persahabatan, kerendahhatian dan keadilan. Dengan memandang bahwa kebajikan moral lebih kepada suatu yang mengarahkan kehendak, maka St. Thomas mengelompokkan kebajikan moral dalam empat hal utama yaitu kebijaksanaan dalam pertimbangan, keadilan dalam memutuskan, pengendalian diri dalam menghadapi berbagai pilihan dan ketabahan dalam menghadapi tantangan.

Ketaatan adalah bagian dari keadilan. Ketaatan berperan dalam mempertimbangkan hak dan kewajiban. Jika terjadi pelanggaran hak dan kewajiban maka di situ terjadi pula pelanggaran ketaatan.
Lebih lanjut, ketaatan pada aturan adalah hal yang alamiah. Sesuatu yang berada dalam tatanan yang lebih rendah taat pada tatanan yang lebih tinggi. Misalnya, benda-benda dalam pergerakannya taat pada aturan umum hukum alam.
Maka ketaatan sungguh diperlukan, tidak hanya pada pertimbangan diri sendiri tapi juga pada aturan yang diberikan oleh pihak yang berwenang, baik pimpinan rohani maupun pemerintah sekuler. Ketaatan terhadap pimpinan rohani dan pemerintah sekuler ini diperlukan karena keduanya memberikan tatanan yang berguna bagi pencapaian kesempurnaan yang diidealisasikan. Dengan demikian ketaatan diperlukan bagi suatu penalaran moral untuk mengarahkan kehendak menuju tujuan ideal.

Lalu apakah ketaatan diperlukan? Bukankah kasih saja cukup dan bahwa kasih adalah kebajikan moral terbesar? Benar, tapi tidak ada kasih tanpa ketaatan, seperti yang dikatakan dalam 1 Yoh 2:4-5: “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah.” Dan ketaatan adalah kebajikan moral terbesar, karena dengan ketaatan kita mengendalikan diri sendiri untuk dapat mencapai kesempurnaan diri yang utama yaitu sempurna menyerupai Allah.
Membenturkan ketaatan dengan moralitas sebenarnya adalah melepaskan dua hal dari konteks pemahaman yang lebih menyeluruh dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi.
Bacan lebih lanjut: “Obedience”, Summa Theologiae II-2, Pertanyaan 104,