Sesuatu diluar esensi menjadi ada karena dua hal, yaitu dijadikan ada oleh esensi itu sendiri (seperti tertawa yang ada karena merupakan bagian dari kemanusiaan), atau disebabkan oleh agen eksterior. Sekarang, Allah tidak dijadikan ada oleh agen eksterior karena Allah adalah Penyebab pertama, dan esensi Allah (yaitu ke-Allahan-Nya) tidak bisa menjadi sebab dari keberadaan-Nya, karena untuk menjadi sebab maka sesuatu harus ada terlebih dahulu. Maka keberadaan Allah adalah sama dengan esensi-Nya (bdk. Garrigou-Lagrange, Reginald, O. P., The One God — A Commentary on the First Part of St Thomas' Theological Summa)